Sunday 11 May 2014

Rindu : Aip


Burung-burung mulai meniduri anaknya,
Anjing-aniing mulai diam gonggong, 
Ada serigala yang mengaum diatas puncak berlatar purnama,
Kakek-kakek mulai lena terjerumus dalam dimensi mimpi zaman-zaman kemegahan seorang pemuda hebat.

Terduduk gigil jasad ini,
Menunggu haba menjemput menyelimutu jasa yang sedu.

Hati mulai berbicara,
eksperimental segala rasa,
menghujahkan segala rasa-rasa rindu pada hati seorang hawa.

Introduksi pada penceritaan rindu,
zarah-zarah darah mulai mengepam deras,
pemikiran terbang jauh digalaksi bima,
bercerita tentang firasat-firasat rindu pada gadis bermata bulat.

Ahh..
Maa,, abang rindu sama kamu..

Sepasang mulut mulai berbicara dari letusan jiwa dan mental yang membara rindu.

Diucapkan kedua kalinya,
" Maa, abang rindu "

Rindu pada wajahmu,
Rindu pada suaramu,
Rindu pada gerak lakumu,
Dan rindu panggilan manjamu, sayang.

Sepasang kunang-kunang melewat,
Berterbangan diatas malap gelap gelita.

Seirama ia kesana,
Seirama ia kemari,
Bermain-main berdansa polka.

Aku melihat penuh dalam,
Dalam dan dalam,
Sampaikan aku lihat wajahmu manisku diatas kepak sepasang kunang-kunang yang melewat diatas perbaringan sedu.

" Maa, abang rindu kamu "

Kunang-kunang hilang tanpa permisi.

Rindu ini mulai membara,
Aku lihat bintang-bintang mulai bersambungan bukan virgo terlihat,
Tapi wajahmu juga sayangku.

Ahh !
Aku sudah gila !
Gila pada kamu.

Gila cinta kamu !
Gila wajah kamu !
Gila bauan syurga darimu !

Ya !
Aku sudah gila !
Gila rindu sama kamu !

Bintang, malam dan kunang,
Dengar ini !
Aku rindu pada dia !
Rindu pada seorang hawa yang buat aku iseng pada semuanya !

Atas dasar apapun, manisku,
Aku tetap cinta kamu,
Aku tetap sayang kamu,
Dan rindu pada kamu...

Friday 9 May 2014

Betina : Eyan

Betina;
Airmata-airmata yang kau jatuhkan penuh dusta semua.
Pada kelukaan yang kau gariskan dalam-dalam dihati bunda.
Terhirisnya siksa sehingga airmata berdarah bunda mengalir.
Betina;
Bila mungkin kau sadar bahwa semua kata amarah dilontarkan itu hanya kerna bunda sayang kau?
Kau buta!
Kau perempuan-perempuan yang tidak sadar bahwa hati bunda itu semakin hari semakin mati karna kasihnya kau pijak satu-satu.
Dan kau betina;
Suatu saat kau akan juga merasa menjadi sa-orang bunda.
-- yang bakal punyai anak seperti kamu.

Pangamen Jogja : Aip

Ada pengamen dikota jogja,
Sepi,
Sunyi,
Kota yang damai lagi dingin,
Ada lalat-lalat melewat usik,
Ada makhluk bertatah nanah menyelinap hinggap di dingin-dingin lorongan lopong,

Kesian pengamen cinta hati suci murni,
gemalai rasa memberontak sepi,
bertanya ia sama sepi,
"Apa masih ada ruangan untuk hati ini?"

Suci tapi dikosongi dengan suara-suara jelek.

Pelangi Hati : Maya


Petang itu aku perhati,
Pelangi menari di kaki langit,
Warna terang penceria hati,curi mata buat aku termangu,lama.

Mana mula pelangi tiba?
Di hujung sana mulanya kelopak air atau sebatang sungai deras mengalir?
Tiada siapa tahu cuma mungkin Tuhan kerna dia yang cipta.

Begitu juga rasa,
Yang aku tidak tahu dari mana,
Dan bagaimana bisa tercipta,
Cuba bayang kalau aku tahu rasa itu mahu hadir bila,
Pada siapa,
Bagaimana cara,
Lama aku tutup segala punca rasa,
Biar tiada wujud pelangi cinta,
Yang samar saja warnanya.

Jika mahu pelangi indah berseri,
Biar di penghujung punya air terjun tinggi,
Percikan air kuat buat warna makin terang,indah mata memandang.
Jika mahu menyinta,carilah hati yang sudi,
Sambung dua tali rasa,
Yang tidak putus pada tegang dek panas mentari,
Atau kendur kerna badai besar bergelora.

Selamat hari bonda : Aip

Sepi aku sendiri,
Dikamar yang dingin,
Disudut dimensi sedih dan sunyi...

Layu jasad ini,
Mencoret kesepian yang kurasa hanya dapat dirasa melalui tulisanku bukannya melalui nadaku..

Jika rasa rindu ini aku luahkan,
Pasti !
airmata yang kubawa bersama sedu dan layu aku bernada.

Dikamar sepi ini,
Biarlah aku bermonolog dalaman yang kurasa itu perlu untuk aku mengungkapkan rasa-rasa rindu padamu, Bonda.

Bonda...
Sukar untuk aku luahkan,
Segala rasa rindu yang bermaharajalela dalam kalbu jiwa ini,
Jiwa yang kurasa nipis dan lemah.

Bonda...
Patutkah aku sembunyikan semua rasa kerinduan ini ?
Kerinduan untuk merasa setiap pelukkanmu, ciumanmu, dan herdiktasi nasihatmu.

Ya..
Aku rindu semua itu, bonda.

Aku rindu raut wajahmu , yang bisa aku sentuh,
Aku rindu jasadmu , yang bisa aku peluk dan genggam erat ,
Aku rindu tona suaramu , yang penuh dengan nasihat dan panggilan manjaku darimu, bonda.

Aku rindu semua itu !!!

Bonda..
Jika boleh diputarkan balik masa itu,
Pasti aku putarkan !
Untuk aku rasa segala yang rindu itu aku lepaskan..

Bonda..
Jiwaku ini lemah,
Lemah jiwa ini bonda  ,
Aku lemah menahan semua kerinduan ini..

Sungguh ! 
aku sudah lemah...

Bonda..
Aku sayang kamu ,
Aku rindu segala gerak laku mu,
Aku sayang kamu bonda!

Biarlah aku lepaskan segala kerinduan ini diatas pamplet yang coret ini,
Biar segala rasa bertatih diatasnya.

Aku harap,
Kamu dengar segala rasa kerinduan ini, bonda.

Aku sayang kamu, Bonda..

Al-Fatihah penamat coretan ku ini dan ku hadiahkan untuk mu , bonda.

Aku rindu bonda..
Aku sayang kamu bonda.

Rindu buat Nadhrah : Aip

Jika aku kau bersama pasti dunia bahgia...

sayangku..
malam mulai menjemputmu yang dibawa rasa-rasa kasmaran pada cintaku dan jiwamu..

Aku terkelu bibit bait dari kunang-kunang bermesra-mesra dan burung-burung mulai dendam dan ia padam dalam dimensi putaran galaksi paksi yang diaturkan dari Tuhan.

Aku nggak bisa beradu manisku..
Aku domba kerna aku tidak bisa menyampaikan rindu dari rasa-rasa imaginasi untuk kamu rasa dan bersaksi ;Aku juga rindu kamu...

Aku lihat didahan rapuh ada punggok diam bisu
Matanya merah dan layu

Ada cahya malap dipancari suasana malap yang gelap
Bulan hilang dimamah awan..

Aku berdiskusi sama jiwa yang rindu..
Jika pungguk lemas dalam kelu
Apa mungkin ia kelu rindu sama bulan?
Apa aku sedu rindu sama kamu?

Manisku...
Jika pungguk itu rindukan bulan..
Ia sepi dan sedu..

Apa mungkin kamu bisa jadi bulan dan aku bisa jadi pungguknya..
Untuk aku rindukan kamu..

Aku rindu kamu sayangku yang kugelar bulan purnama seri alam.

Masalah tiada noktah : Aip

Bingar semaksimum kelu dari rakyat-rakyat yang dicacah permasalahan
Rompong, pengkak, pekak dan ada yang bisu tertelan bahana dunia
Melihat dari lirik mata seorang hamba
Nangis gelisah ada yang pasrah
Ada yang berserah dan ada yang mengizinkan untuk dipanah biar semua segala pemikiran trntang masalah bisa kabur dari segala mentalitas yang kian berebut-rebut menetas

Permasalahan untuk semua yang bermasalah !

Kukira dikoran-koran menempelkan foto-foto yang senang-senang burjuis-burjuis berpancasila eropah-eropah meragamkan tampak segak merakamkan suara-suara kemenangan juga punya masalah
Ada dijalanan pengamen-pengamen kota bernyanyi lagu-lagu kegembiraan juga kukira lari dari permasalahan bila diwar-warkan dari naturalis jiwalis juga mereka punya masalah

Masalah untuk dunia yang bermasalah !

Meski lari kesempadan greenland yang temboknya ais eskimo-eskimo itu juga punyai masalah
Biar kekancah yang individualis-individualis nya tersenyum megah itu juga punyai masalah
Apatah lagi para-para saudara yang kembali ke pencipta yang dunianya penuh cela itu juga punyai masalah

Masalah untuk mereka yang lari dari masalah !

Masalah dicipta untuk dunia 
tiada masalah tiadalah dunia
untuk apa kita lari dari masalah kalau masalah itu memang untuk kita?

Pelarian- Eyan

Sudah terlalu lama aku lari dari kenyataan.
Masih berpaut pada janji yang entah bila kau tunaikan.
Pada setiap ruang-ruang sepi yang aku ciptakan.
Ku jurangkan satu-satu rasa asing itu, biar aku terus berlari dari nyata.
Dan terus terikat pada mimpi yang semakin menghantui rasa.

-Eyan, 2014-

Aku lena dalam dimensi mimpi- Aip

aku lena dalam dimensi mimpi...


"siulan siraja bunga

Bulan mulai ditindih awan yang gelap buat gelita
sinarannya dibatahi dan samar-samar tersinar keruangan bumi

Datang dua ekor naga badan sasa kulitnya perang menerang memasuki kota sunyi raja siulan bunga

Ada pendeta mampir menyembah kononnya naga sasa mewakili tuhan alam.
Ada rakyat marhaen yang meniarap rapi kononnya mereka merdeka
Ada bangsawan dan borjous yang duduk dikerusi emas dan menanti naga tiba dikota malang.

Raja siulan mampir keluar bersama bunga ros jingga dan dayang-dayang jelita
Daeng-daeng tegap memegang pedang
Uratnya seakan dawai tulangnya seakan besi

Berkata si raja
" mampirmu bukan untuk menimba malang pasti ada tujuannya.Ya kan?"

"Aku datang kerna dipanggil siulan darimu Raja yang kusembah"

Rakyat , pendeta dan bangsawan mulai panik.
"Siapa yang memanggil mu?" bangasawan menegas.

Sunyi. 
Kedengaran tiupan angin membelah ruang..

"Aku!" Raja bertitah

Wahai sinaga sasa hantarkan bunga ros jingga ini buat permaisuri beta yang berada disana.
Pesanku agar dia baik-baik segenap umurku 
aku datang bertamu dan menjadi sebahagian dari rakyat dialam sana

sunyi mulai bekam

Aku rindu pada permaisuriku
biarlah ia damai disana 

Aku saysng kamu permaisuriku.. "

Aku terjaga lalu menghembus nafas sedu..